Setelah Sekian Lama, Luna Maya Akhirnya Buka Suara Soal Video Porn0 Yang Menjeratnya

Sumber: Viva.co.id

Tak bisa dipungkiri, masa lalu yang kelam bisa menjadi momok yang sangat menakutkan bagi orang-orang yang pernah mengalaminya. Apalagi jika borok masa lalu tersebut diketahui oleh banyak orang.

Seperti yang terjadi pada artis blasteran Luna Maya. Kasus video asusila yang pernah menimpa dirinya rupanya hampir menghancurkan masa depannya. Ia yang kala itu tengah berada di pucak karirnya sebagai seorang selebriti tiba-tiba meredup sebagai imbas dari video tersebut.

Sumber: Tribunnews.com

Dialnsir dari Bintang.com, Jumat (20/07/2018) Setelah sekian tahun berlalu, Luna yang selama ini bungkam jika disinggung mengenai video tersebut akhirnya buka suara.

"Setelah kejadian itu (terseret isu video mesum), boro-boro. Mau jadi bintang tamu program televisi saja, sehari menjelang syuting tiba-tiba dibatalkan. Rasanya sakit banget. Itu sering banget terjadi,” kata Luna seperti dikutip dari salah satu media online, Jumat (20/7).

Karena video tersebut telah mengukir citra buruk kepada dirinya, akibatnya tawaran pekerjaan dari dunia entertainment pun semakin sepi. Luna maya akhirnya sempat menjadi reseller tas untuk menghidupi dirinya.

“Saya yang dulu sering membeli tas kemudian menjadi reseller tas. Ada sahabat yang terbang ke Paris, pulang ke Indonesia membawa banyak tas untuk dijual. Saya membantunya berjualan dengan keuntungan 500 ribu rupiah per tas. Lumayan," tutur Luna.

Walaupun sempat terpuruk hingga akhirnya mengalami depresi selama kurang lebih 2 tahun, bukan Luna Maya namanya jika tak sanggup bangkit dari keadaan itu. Ia pun akhirnya melawan depresi itu dan menjadi Luna Maya yang kita kenal sekarang.

"Saya mengalami yang namanya post-power syndrome. Saya berjuang melawan mental illness itu cukup lama, sekitar dua tahun,” cerita Luna.

Melihat kisah kehidupan seorang Luna Maya, kita bisa mengambil pelajaran bahwa seburuk apapun situasi yang kita hadapi, kita harus bangkit dan menendang jauh-jauh rasa penyesalan dan kegalauan kita kemudian berlari menjauh untuk memeluk dan memperjuangkan harapan dan masa depan kita.

Sumber Referensi: ( Bintang.com) (Tribunnews.com) (Sisidunia.com) (Viva.co.id)